Friday 28 October 2011

MINGGU PAGI DI VICTORIA PARK (MPDVP)2010


Sutradara         : Lola Amaria
Starring           : - Lola Amaria (Mayang)
                - Titi Sjuman  (Sekar)
                - Donny Alamsyah (Vincent), Imelda Soraya, Permatasari Harahap, Donny Damara (Gandi).

Minggu Pagi Di Victoria Park yang disutradari oleh Lola Amaria ini merupakan film jenis drama diangkat dari kisah Buruh Migran Indonesia (BMI)  di Hongkong.  Bukan kehendak hati Mayang yang ingin merantau ke luar negeri, namun atas tekanan batin karena bapaknya selalu membanggakan adik kandungnya Sekar yang sudah beberapa tahun merantau ke Hongkong dan mengirim uang untuk pembangunan rumahnya. Seperti tak ada pilihan lain, akhirnya Mayang menyusul untuk mencari adiknya yang tiada kabar.
Sesampai di Hongkong Mayang mencari Sekar, dibantu kawan-kawannya. Sekar memang tidak lagi bekerja di rumah majikannya secara legal, dia kerja partime dan dililit hutang ribuan dolar. Dibantu staff KJRI Pak Gandi dan Vincent, Sekar bisa ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Sekar selalu pergi ke diskotik untuk mencari uang dan ia dijebak oleh seorang Hongkong untuk melayani ‘sex’ tiga laki-laki paruh baya. Frustasi akhirnya Sekar mencoba bunuh diri di kamar mandi shelternya, namun berhasil digagalkan Mayang.
Dalam film MPDVP ini pergaulan bebas BMI benar-benar disorot. Trend kehidupan Lesbian sesama BMI, kisah percintaan dengan laki-laki Pakistan dan problematika seputar hutang benar-benar dikupas habis. Memberikan gambaran yang jelas bagi masyarakat Indonesia dan pemerintah bahwa BMI masih banyak yang mengalami ‘gangguan mental’ pada saat bekerja di luar negeri.
Sayang, ‘menurut pengamatan saya pribadi’, dalam film ini hanya menunjukkan sisi buruk BMI Hongkong, ‘hampir’ tidak ada segi positif yang terekam dalam film ini, padahal kenyataannya saat ini ada lebih dari 30 organisasi BMI Hongkong yang mengarahkan mereka untuk mengisi liburan dengan kegiatan positif. Namun saya tidak menemukan dalam film itu.
Pesan moral yang saya dapat adalah bahwasannya BMI harus lebih hati-hati dengan jebakan-jebakan dalam pergaulan bebas di Hongkong maupun juga negara lain agar tidak terjerumus dalam jurang yang menyesatkan. Begitu juga pemerintah Indonesia untuk lebih memberikan perhatian bagi mereka (BMI) yang bermasalah di luar negeri.
Demikian yang bisa saya sampaikan untuk ‘belajar’ meresensi karya org lain. Semoga bermanfaat.
Gunungkidul, 28 Okt 2011

Thursday 27 October 2011

LELAH

Mengeja isyaratmu yang begitu rumit kuarti, tak hendak kuberpaling langkah, namun kadang lelah ranah pikir membaca. lalu enggan kumengukir lukamu lebih dalam. Angin meniup perih kurasa, tak kuasa pijak kokohku dan tumbang. Menatapmu dari kejauhan mengalahkan segala pijar penerang, menghangatkan bunga-bunga indah disekitarku. Melati mekar karenamu, mawar mengharum atas kilas-kilas pendar yang kau pancar.
Aku?
tetap duka itu, mencoba mencanda dibawahmu,tapi tidak...
bahkan kutakbisa  mengungkap kata, ada apa diantara kita?
terakhir ...
biar tegas kuucap...jangan ada cinta jika luka yang akan mengakhirinya!
Labuhkan binarmu pada satu kembang terharum, biar terkikis pedihmu perlahan.
Dan aku... meneruskan jejak yang terpotong bersama sisa keindahan kisah yang selalu kau cipta...

Mell Shaliha
Kartasura 03 Agustus 2011

Wednesday 26 October 2011

Sajak dalam Istanaku

BIAR RINGAN BEBAN KUTINGGAL


Kendatipun saat ini bisu menelan kata, peduli apa ? hendak kuraih senyummu utuh. Walau mungkin warna lain kau ingin, aku padukan abu-abuku pada putih, agar cahyanya semakin terang. Akan kah kau goreskan warnamu dalamku?
Masih diam tertelan, hendak ku isi apa putihku tanpa penamu? Sekian tanya jua tak ubah gerakmu,hanya pilu mengganjali dinding-dinding kosong. Atau bisa jadi tiba-tiba kau toreh dengan tinta merah…
Detik terus melaju, seperti penguasa hari saja, hanya mengelap kening penuh lelah. Menghamba pada harap yang memburam. Biar kutinggal beban di sini agar langkah meringan, sambut celah lain yang terbuka, bukan lagi senyum, namun perlihatkan tawa yang kau simpan rapi.
Bersama perjalanan malamku pula, kepada Zat yang Maha Tinggi kusampaikan, kepingan rindu yang terlunta,  riuh cemas kutitipkan. Di depan’Nya pula kubercermin atas perhiasan yang menutup kekurangan dan cela dari warna-warni lembar yang kutoreh… kusibak lagi tirai diantara kita, namun angin selalu saja menutup. Beberapa kali semangatku mengintip, rupanya dinding pembatas jarak meninggi, tak jua kulihat riak lambaimu. Tenang dalam taman Lavidusmu.

Mell Shaliha
Kartasura 15 July 2011


MELLS 15072011

PROSES PENULISAN NOVEL - XIE XIE NI DE AI

“Bagaimanapun Aanon tidak akan mengerti apa yang dirasakan Ale. Ketika tiba-tiba Aanon melihatnya tanpa jilbab. Entah berpengaruh atau tidak terhadap Aanon, atau bahkan dia tidak peduli, akan tetapi bagi Ale ini suatu musibah. Namun, Ale sudah sedikit tenang, meskipun menyesal dengan kejadian itu.”   

Mungkin itu hanya peristiwa sepele yang dialami tokoh Alenia Fatmawati sebagai tokoh utama dalam Novel XIE XIE NI DE AI atau Terima Kasih Untuk Cintamu namun, Peristiwa itu menjadi pintu masuknya ujian-ujian hidup yang akan dihadapi Ale selanjutnya. Tokoh-tokoh pendukung yang berkewarganegaraan Cina pada umumnya seperti Chelsy, Selina, Daniel, Aanon, Zie juga beberapa tokoh dengan kewarganegaraan Jepang seperti Ryu, Maki, dan Dahe, menjadi sarana pembanding budaya yang kompleks dengan apa yang Ale punya dan bawa dari rumah seperti budaya Jawa asalnya yaitu Solo, dan tentu saja Islam yang kental. Selain kisah cinta yang memang dimunculkan di sepanjang bab ke bab, juga lintas bahasa (yang ditandai dengan banyaknya catatan kaki) yang memperkaya imajinasi kita tentang situasi Hong Kong. 

Begitulah harapan saya lewat tokoh Ale bahwa: perempuan-perempuan Indonesia mesti bermartabat; pekerjaan halal meski dianggap rendah sekalipun tidak menyurutkan diri untuk selalu menjujung tinggi kehormatan, harga diri, cara berpikir, semangat hidup, dan kreativitas; Islam—di mana pun berada tidak semestinya berubah, harus utuh dan kekal; belajar segala hal tentang kehidupan—baru akan mematangkan ilmu yang mungkin didapat dari sekolah-sekolah.

Kalau bicara soal 'Proses Kepenulisan' jujur saja, saya sedikit minder, tapi bagaimanapun ini harus saya ungkapkan. Tiga tahun, sebagai penulis yang baru saja belajar menulis dan pekerjaan saya yang rendah yaitu hanya sebagai seorang TKW di Hongkong yang tidak pernah mengenyam bangku kuliah, mewujudkan tulisan ini menjadi novel merupakan hal yang dulu menurut saya tidak mungkin. Ketika saya mulai belajar menulis sejak 2006 dengan masuk di komunitas sastra FLP wilayah HOngkong dan banyak membaca novel-novel remaja karya mbak Leyla Imtichanah, akhirnya perlahan saya mencoba mengukir mimpi menjadi novelis. Awalnya sepele, saya nge'Fans dengan boyband Taiwan bernama Fahrenheit. Entahlah apa yang membuat saya begitu 'mencintai' salah satu personil Fahrenheit Aaron Yan yang akhirnya saya tempatkan sebagai salah satu tokoh utama dalam novel ini. Ketika melihatnya bicara, tersenyum terasa greget saya semakin kuat untuk bisa dekat melalui halusinasi saya- kata temen-temen seperti orang gila. Lalu tercipta sebuah ide sederhana, kemudian sy mulai reset tempat-tempat yang saya jadikan setting nyata (jalan-jalan), mulai belajar bahasa Kantonis lebih dalam, Mandarin sedikit Jepang dan Korea untuk memberikan warna dalam novel ini.

Ternyata menulis bukan hal sederhana, saya harus membagi waktu. sedangkan jam kerja saya bisa dibilang selalu overtime. Dari bangun pagi jam 5 sudah mulai mengurus anak-anak majikan dan seorang manula.seluruh pekerjaan rumah tanpa kecuali harus selalu selesai sempurna sampai jam 12 malam bahkan kadang lebih. saya baru bisa masuk kamar setelah semua anggota keluarga tidur,baru saya mandi dan istirahat. Artinya jam terbang saya menulis sekitar jam 1 sampai jam 2 atau lebih dini hari. Awalnya saya sempat pesimis, ini tidak mungkin bisa saya lakukan. Tapi saya akali dengan waktu kerja (menjemput anak dr skul, membawa nenek jjs, di kereta api, di dapur saat masak) saya membawa note kecil untuk menulis bagian2 ceritanya, ketika ide muncul, saya segera corat-coret. Malamnya baru saya tuangkan ke dalam lepi (itu saja sembunyi2). selama dua tahun berhasil menulis sekitar 125 halaman saja.
Lalu saya ikutkan novel saya diajang sayembara novel nasional yang diadakan Penerbit Pro-u Media Jogjakarta. Dari 120 lebih peserta yang saya lihat juga ada mbak Leyla Imtichanah:D alhamdulillah bisa masuk 30
 besar walau akhirnya kalah dunk sama penulis senior seperti beliau, tapi bagi saya itu sudah jauh lebih baik. Akhirnya saya mulai Optimis. Novel dikembalikan oleh panitia dan beberapa revisi disana-sini saya lakukan. halaman bertambah menjadi 165.Vacuum, saya hentikan dulu karena banyak hal mengenai kesehatan saya sangat mengganggu.

Setelah desember 2009 saya sampai di Indonesia, saya mulai aktif lagi menulis, sekitar bulan Maret saya iseng mengirimkan naskah saya ke penerbit Diva Press yang saya tahu dekat dengan rumah saya di Jogja dari membaca buku-buku terbitan Diva Press. Tidak banyak berharap, karena Diva salah satu penerbit Major yg besar di kalangan nasional, seperti ketiban durian hahaha...akhirnya bulan Juni 2010 pihak Diva mengabari bahwa novel saya diterima. Saya sujud syukur sambil menangis dan hujan-hujan di halaman rumah. Akhirnya beberapa revisi saya lakukan, penambahan halaman dengan menambah konflik, setting saya pertajam juga penambahan tokoh atas permintaan penerbit. Dan menunggu selama 1,5 tahun lamanya :)) bulan Oktober 2011 ini novel perdana saya release.

Sungguh hal yang sulit saya percaya mengingat pendidikan saya yang hanya sebatas lulusan SMK dan tidak tahu sastra, tapi dengan perjuangan yang begitu berat & tdk menyerah alhamdulillah novel ini menjadi buku dan bisa dibaca semua orang. Jadi bagi siapapun saya tekankan, kita semua bisa menulis, asalkan ada niat. usaha dan doa yang tiada henti.

Novel ini bisa dipesan melalui:
www.divapress-online.com atau FB Komunitas Diva-Press kedua atau SMS ke 081215301336
Bagi yang mau pesan via saya/ barter buku juga bisa Inbox atau sms ke 0878 3815 6779.

JUDUL : XIE XIE NI DE AI - HONGKONG, TERIMA KASIH CINTAMU (Revisi Penerbit)
Tebal : 340 Halaman
Ukuran: 14 x 20 cm
Harga : Rp 44.000

Selamat Mencoba dan berekreasi ke Hongkong lewat Novel ini :))

Mell Shaliha








Tuesday 25 October 2011

ANTOLOGI CERITA HOROR - NEK KLEWEK

PEREMPUAN DI MUSEUM TUA
By : Mell Shaliha

Di dalam ruangan dokter Trisna mondar-mandir gelisah. Apa yang dilihatnya tadi seperti halusinasi tapi ia tidak  bisa menghapus bayangan itu dari ingatannya. Lalu ia mencoba tidur di sofa, memejamkan mata, walau pikirannya tidak benar-benar tidur. Justru perasaannya semakin menjadi, keringatnya menetes semakin deras. Suara-suara dalam pikirannya semakin bising dan tak membuatnya nyaman. Matanya terbuka, tepat pada meja kaca didepannya. Bayangan itu muncul lagi, lalu berpaling pada jam dinding dan barang-barang yang  bisa memantulkan bayangan. Wanita berambut panjang acak menutupi muka, membawa bayi tak berkaki yang terdiam kaku. Darah memenuhi baju yang dipakai wanita itu menetes pula dari bagian-bagian tubuh bayi yang belum sempurna. Menatap dengan sorot dingin yang menusuk. ***

Mau nyobain tantangan membaca 11 kisah horor ini? Cepetan dapetin buku antologi Kisah Seram ini di toko-toko buku terdekat, dijamin mengerikan!
JUDUL : NEK KLEWEK
PENULIS : VINDY putri, ADE wahyuniati, MELL shaliha dkk.
Harga       : Rp 25.000,00
Untuk Pemesanan hub : www.divapress-online.com atau FB Komunitas Diva-Press Kedua  atau FB : Mells Shaliha atau HP 0878 3815 6779.
Berani menerima tantangan? Cepet dapetin bukunya :D





SEBUAH NOVEL- XIE XIE NI DE AI (Terima Kasih Untuk Cintamu)

Apa yang sebenarnya terjadi dan dialami para "pahlawan devisa" di luar negeri sana ? Benarkah hanya kekerasan dan penyiksaan saja yang mereka semua alami ?

Inilah novel yang bakal menjawab dengan sangat menarik pertanyaan tersebut. Lewat perjalanan kisah sang tokoh yang bernama Alenia Fathmawati (Ale), kesan tentang kisah para TKW dan aroma kekerasannya akan pupus dari ingatan Anda. Terutama bagi mereka yang menjadi BMI (Buruh Migran Indonesia) di Hongkong

Bahkan, lewat karakter sang tokoh pula, semangat, ketabahan, dan dedikasi Ale serta sikap istiqamahnya dalam memegang prinsip Islam, sangat perlu dicontoh oleh generasi muda kita dalam menghadapi godaan duniawi yang super menggila !

Di luar itu, tentu saja kisah cinta segitiga si Ale, Chelsy Tsang (anak perempuan majikan si Ale), dan Aanon Yan (teman sekampus Chelsy) bakal mendominasi novel cerdas dan penuh gereget ini.

Selamat Membaca !


Judul buku : Xie – Xie Ni De Ai
Penulis : Mell Shaliha
Penerbit : Diva Press
Cetakan I : 2011
Tebal : 340 Halaman
Ukuran : 14 x 20 cm
Harga : RP. 44.000,00

Pemesanan hubungi :
www.divapress-online.com atau FB : Komunitas Divapress Kedua atau  SMS : 0878 3815 6779.