Wednesday 26 October 2011

Sajak dalam Istanaku

BIAR RINGAN BEBAN KUTINGGAL


Kendatipun saat ini bisu menelan kata, peduli apa ? hendak kuraih senyummu utuh. Walau mungkin warna lain kau ingin, aku padukan abu-abuku pada putih, agar cahyanya semakin terang. Akan kah kau goreskan warnamu dalamku?
Masih diam tertelan, hendak ku isi apa putihku tanpa penamu? Sekian tanya jua tak ubah gerakmu,hanya pilu mengganjali dinding-dinding kosong. Atau bisa jadi tiba-tiba kau toreh dengan tinta merah…
Detik terus melaju, seperti penguasa hari saja, hanya mengelap kening penuh lelah. Menghamba pada harap yang memburam. Biar kutinggal beban di sini agar langkah meringan, sambut celah lain yang terbuka, bukan lagi senyum, namun perlihatkan tawa yang kau simpan rapi.
Bersama perjalanan malamku pula, kepada Zat yang Maha Tinggi kusampaikan, kepingan rindu yang terlunta,  riuh cemas kutitipkan. Di depan’Nya pula kubercermin atas perhiasan yang menutup kekurangan dan cela dari warna-warni lembar yang kutoreh… kusibak lagi tirai diantara kita, namun angin selalu saja menutup. Beberapa kali semangatku mengintip, rupanya dinding pembatas jarak meninggi, tak jua kulihat riak lambaimu. Tenang dalam taman Lavidusmu.

Mell Shaliha
Kartasura 15 July 2011


MELLS 15072011

No comments:

Post a Comment